Pada tanggal 26 Maret
2012 yang lalu, Amerika memerintahkan negara negara termasuk Indonesia
untuk tidak mengimport minyak dari Iran.
Retorika Indonesia sebagai negara yang bebas dan aktif cuma omong
kosong. Padahal Rusia, India, China, Pakistan, Turki, Jepang, Korea dan
terakhir Afrika Selatan menyambut dengan senyum sumringah murahnya
minyak Iran.
Malang benar nasib Republik Indonesia yang tetap
bersikukuh tunduk kepada komando yang diberlakukan AS terhadap
Indonesia. Pada Februari 2012 bulan lalu, kapal tanker minyak Iran lego
jangkar di Perairan Karimun, Batam, Indonesia yang oleh pemerintah hanya
dianggap wisata dan dolanan oleh pejabat negara.
Sementara
dilaporkan, saat ini Afrika Selatan dilaporkan terus meningkatkan impor
minyak mentah dari Iran sebesar 364 juta dollar pada Februari, naik
dari nol pada bulan sebelumnya meskipun AS terus menekan negara itu,
dikatakannya Afrika Selatan dengan tegas mengabaikan embargo AS yang
dikenakan kepada Republik Islam, kata laporan resmi Afrika Selatan, The
South African Revenue Services (SARS).
The South African
Revenue Services (SARS) pada Senin, 02/04/12 mengungkapkan bahwa pada
bulan Februari 2012, negara itu sudah mengimpor 417.000 ton minyak
mentah Iran dimana mengalami sedikit penurunan sejak bulan Oktober 2011
yang mengimpor 467.000 ton minyak mentah Iran, Reuters melaporkan.
Pada bulan Januari 2012, perdagangan dan bea cukai menunjukkan
bahwa impor minyak mentah Afrika Selatan dari Iran berada pada titik
nol, dibandingkan dengan rata-rata bulanan sebesar USD 280 juta pada
tahun lalu.
AS dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi
finansial dan minyak terhadap Iran sejak awal 2012. Namun bagi Tehran,
sanksi itu tidak akan mampu menghentikan Republik Islam untuk mandiri
dalam program energi nuklir.
Dengan jatuhnya sanksi
ekonomi Amerika-Eropa kepada Iran maka Iran menjual minyak termurah
dengan pembayaran termudah. Bisa dapat diskon 15% dan bayar pakai
Rupiah, bukan dollar. Tapi semua tutup mulut. Peluang emas ini sirna
begitu saja karena taat dan beriman kepada big boss di
Washington-London-Tel Aviv. Retorika Indonesia sebagai negara yang bebas
dan aktif cuma omong kosong. Padahal Rusia, India, China, Pakistan,
Turki, Jepang, Korea dan terakhir Afrika Selatan menyambut dengan senyum
sumringah murah meriah minyak Iran.
Tapi bagi Republik
Indonesia? Tetap menjadi begundal AS. Sementara saat ini pemerintah
gembar gembor akan mencabut subsidi BBM dan PASRAH bahwa kenaikan harga
BBM sudah takdir ilahi, bukan akibat akal bulus yang amat terang
benderang. [Islam Times/on/Press TV]
SUMBER