Pemerintah Israel mencari cara agar suara
volume suara adzan dari berbagai Masjid di wilayah perbatasan
Israel-Palestina dapat dikecilkan atau dimatikan. Hal ini dikarenakan
para pemukim Yahudi yang mengeluh, adzan itu menyebabkan kebisingan
ketika mereka sedang tidur.
Dalam laman Haaretz, Rabu (18/1),
Administrasi Pemerintahan Sipil Israel di Tepi Barat mencari cara
penggunaan teknologi untuk mematikan volume suara panggilan muadzin
tersebut.
Kepala Administrasi Pemerintahan Sipil
Israel, Brigjen Moti Almoz mengadakan pertemuan dengan beberapa ahli
teknis militer. Agar dapat dicari teknologi untuk dapat mematikan
secara otomatis volume adzan dari wilayah Palestina.
Pejabat Administrasi Sipil beranggapan
tidak perlu meminta persetujuan otoritas palestina. “Pemerintah
Palestina akan menyambut baik hal ini, banyak juga warga Palestina juga
mengeluhkan tentang suara keras ini,” ujarnya.
Ternyata teknologi juga dapat berdampak
bagi masjid di wilayah Israel. Bulan lalu, Pejabat Israel dari Partai
Yisrael Beiteinu, Anastassia Michaeli mengajukan RUU untuk melarang
penggunaan sistem suara oleh muadzin di Masjid. Karena alasan yang sama
kebisingan. RUU ini awalnya didukung oleh Perdana Menteri Benjamin
Netanyahu, tapi akhirnya gagal karena keberatan dari pejabat lain dari
partai Likud.
Di wilayah Hebron, Pemukim Yahudi bahkan
membalas suara adzan dengan membunyikan musik Hasid khas Yahudi dengan
pengeras suara sekencang-kencangnya. Namun akhirnya dapat dimediasi
oleh Departemen Perlindungan Lingkungan, dengan alasan wilayah masjid
di dekat pemukiman yahudi ini berada dalam makam leluhur yang berada di
wilayah kendali Israel.
SUMBER